Dinas Kesehatan Kota Malang

Kegiatan Puskesmas, Selasa 24 September 2019

Kegiatan Pos Pemulihan Gizi ~ Puskesmas Dinoyo.

Selasa (24/9/19) Kegiatan Pos Pemulihan Gizi (PPG) adalah kegiatan untuk memulihkan dan/atau mengembalikan status gizi balita menjadi normal. Dengan kegiatan yang dilakukan adalah memberi penyuluhan, pengetahuan, demo masak, makan bersama dan memberikan bahan pangan untuk balita. Kegiatan dilakukan selama 90 hari dan setiap pertemuan dilakukan penimbangan.

Pada saat hari terakhir ini didapatkan balita yang mengikuti kegiatan PPG ini dapat bertambah berat badannya dan lebih aktif untuk bersosialisasi (tidak malu-malu/takut datang untuk penimbangan), serta pengetahuan ibu yang dapat bertambah untuk mengasuh anaknya menjadi lebih baik terutama dalam pemberian makanan. Perlu diketahui bahwa usia balita adalah usia keemasan, dimana pertumbuhan dan perkembangan masih dapat bertambah, maka dari itu konsumsi balita harus diperhatikan agar balita semakin sehat.

 

 

 

 

Skrining Kesehatan Anak Sekolah ~ Puskesmas Rampal Celaket.

Puskesmas Rampal Celaket sejak Agustus sudah melakukan skrining kesehatan anak sekolah yang diawali pada tingkat Sekolah Dasar dan berlanjut di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Skrining kesehatan tingkat SMP dilakukan di 7 sekolah SMP dan dua SMA di wilayah kerja Puskesmas. Diantaranya SMPK COR JESU, SMUK COR JESU, SMKK COR JESU, SMPK FRAT CELAKET 21, SMPK SANTO YUSUP, SMP AISYIYAH, SMP SHALAHUDIN, SMPN 5 MALANG, dan SMPN 3 Malang.

Kegiatan skrining ini meliputi skrining kesehatan indera yaitu mata dan telinga, kesehatan kulit dan anggota tubuh serta kesehatan gigi. Skrining kesehatan rutin dilakukan setiap tahun dan meliputi kelas VII hingga IX. Kegiatan skrining kesehatan di tingkat SMA selesai kemarin Selasa, 24 September 2019 di SMPN 5 Malang.

 

 

 

 

Sosialisasi Manual Mutu ~ Puskesmas Polowijen.

Selasa (24/9/19) Puskesmas Polowijen mengadakan sosialisasi manual mutu, dengan cara melakukan role model manajemen keselamatan pasien.

 

 

 

 

 

 

 

 

Kunjungan Rumah Penderita TB MDR ~ Puskesmas Cisadea.

Selasa (24/9/19) Petugas Puskesmas Cisadea melakukan kunjungan rumah pasien TB MDR (multi drug resistant). TB adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Sedangkan TB MDR atau Resistensi Obat Tuberkulosis adalah kondisi berbahaya yang berakibat fatal karena resistensi obat TB dapat menghambat penanggulangan penyakit TB. Penyebabnya adalah pemberian obat yang tidak tepat serta pasien sendiri pun dapat menyebabkan dirinya kebal terhadap obat TB. Saat pasien tidak patuh pada waktu minum obat, atau pasien berhenti minum obat sebelum sembuh. Pengobatan pasien resistensi obat TB membutuhkan waktu lama karena obat TB biasa tidak ampuh untuk mengobati pasien dan pasien juga membutuhkan perawatan khusus.

Pasien wajib mematuhi semua rencana pengobatan yang di anjurkan dokter. Yaitu :
1. Perbedaan dosis obat
2. Jumlah obat yang lebih banyak
3. Waktu pengobatan yang lama,sekitar 20 bulan lebih
4. Menjaga lingkungan tempat tinggal tetap bersih

 

 

Pemeriksaan Swab untuk Tanggulangi Penularan Penyakit Difteri ~ Puskesmas Gribig.

Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Meski tidak selalu menimbulkan gejala, penyakit ini biasanya ditandai oleh munculnya selaput abu-abu yang melapisi tenggorokan dan amandel. Bila tidak ditangani, bakteri difteri bisa mengeluarkan racun yang dapat merusak sejumlah organ seperti jantung, ginjal atau otak. Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa, namun bisa dicegah melalui imunisasi.

Selasa (24/9/19), Puskesmas Gribig bersama petugas laboratorium mikrobiologi Universitas Brawijaya melakukan pemeriksaan swab tenggorok pada murid TK di wilayah Kelurahan Madyopuro. Pemeriksaan ini dilakukan karena ada salah satu murid yang terdiagnosis sakit difteri. Sehari sebelum dilakukan pemeriksaan swab, dokter Puskesmas Gribig melakukan penyuluhan terlebih dahulu kepada orangtua murid tentang penyakit difteri. Upaya pemeriksaan swab dilakukan untuk memastikan apakah orang disekitar penderita tertular (positif) bakteri difteri atau negatif.

Dokter dan petugas laboratorium mengambil sampel lendir dari tenggorokan para murid. Sesorang bisa tertular difteri bila tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin. Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita.

Untuk membunuh bakteri difteri dan mengatasi infeksi, dokter akan memberikan antibiotik seperti penisilin atau erytrhromycin. Antibiotik perlu dikonsumsi sampai habis sesuai resep dokter, guna memastikan tubuh sudah bebas dari penyakit difteri.

Waspadai penyakit difteri, cegah dengan imunisasi!

 

Pemeriksaan Sampel Makanan ~ Puskesmas Mojolangu.

Selasa (24/9/19) Pengambilan sampel di beberapa warung makanan dilakukan oleh Puskesmas Mojolangu sebagai upaya untuk mencegah peredaran makanan yang mengandung zat berbahaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

~ seksi promosi dan pemberdayaan masyarakat ~

 

Exit mobile version