Dinas Kesehatan Kota Malang

PADUAN PENGOBATAN BARU TBC RO BERDURASI 6 BULAN : Kabar Baik Untuk Pasien TBC RO Kota Malang, Sem6uh Lebih Cepat !

Tuberkuloasis Resistan Obat (TBC RO) merupakan penyakit TBC yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang telah kebal (resisten) terhadap salah satu atau lebih obat anti tbc (OAT). Hal ini diakibatkan oleh terjadinya mutasi pada bakteri tersebut sehingga bakteri yang berkembang biak selanjutnya adalah bakteri mutan yang kebal terhadap obat TBC yang biasanya atau Obat Anti TBC (OAT).

Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) dan TBC Resistan Obat (TBC RO) tertinggi di dunia. Global Tuberculosis Report 2023 melansir data TBC Indonesia tahun 2023 dimana dari kasus TBC yang diperkirakan sebanyak 1.060.000, baru 77% cakupan penemuan kasus TBC. Lebih lanjut, dari 12.215 kasus TBC RO yang ternotifikasi, hanya 8.714 kasus TBC RO yang memulai pengobatan, dan pada tahun 2023 angka keberhasilan pengobatan TBC RO baru mencapai 55%.

Jumlah penemuan kasus TBC di Kota Malang tercatat sebanyak 2.881 kasus di 2023 dan sebanyak 1.603 kasus di 2024 (Per Juli 2024). Dari jumlah tersebut, pasien TBC yang rutin berobat dan minum obat di tahun 2023 adalah sebanyak 2.615 kasus dan sebanyak 1.444 kasus di 2024. Sementara itu, untuk kasus TBC RO sendiri di Kota Malang tercatat sebanyak 50 kasus di 2023 dan 20 kasus di 2024 Dengan jumlah pasien yang diobati ssebanyak 44 kasus di 2023 dan 19 kasus di 2024. Pengobatan TBC sendiri diketahui membutuhkan durasi waktu yang cukup lama yaitu 6 bulan. Sementara untuk TBC RO awalnya memiliki durasi pengobatan yang lebih panjang yaitu standar jangka pendek (9-11 bulan) dan jangka panjang (18-24 bulan). Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab banyaknya pasien TBC RO yang berhenti berobat dan putus minum obat sehingga tidak bisa sembuh total.

Salah satu terobosan terbaru dalam pengobatan TBC RO adalah paduan pengobatan TBC RO berdurasi 6 bulan, yaitu BPaL dan BPaLM. Paduan BPaL telah direkomendasikan World Health Organization (WHO) sejak tahun 2020 untuk kasus TBC RO yang resistan terhadap fluoroquinolon. Penelitian pendahulu terkait paduan ini menunjukkan efektivitas pengobatan yang tinggi (89%-91%) dan dinilai efisien (cost-effective & cost saving) dengan jumlah pil lebih rendah dibanding paduan pengobatan TBC RO yang digunakan saat ini. Pada bulan Mei 2022, WHO telah mengeluarkan Rapid Communication, diikuti dengan WHO Consolidated Guidelines pada bulan Desember 2022 yang merekomendasikan paduan BPaL/M (dengan atau tanpa Moxifloxacin) untuk diimplementasikan secara luas (programatik) bagi pengobatan TBC RO, baik untuk pasien yang sensitif maupun resistan terhadap fluoroquinolone.

dr. Yani Jane R. Sugiri, Sp.P (K) menjelaskan mengenai Paduan Pengobatan TBC RO

Penggunaan paduan pengobatan TBC RO berdurasi 6 bulan (BPaL/M) di Indonesia didahului dengan implementasi penelitian operasional BPaL di 15 sentra Fasyankes Pelaksana Layanan TBC RO di 4 provinsi sejak bulan Juli 2022. Kemudian pada Juli 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah memulai implementasi pengobatan TBC RO dengan paduan BPaL/M dalam kerangka programatik secara terbatas di fasyankes layanan TBC RO yang ada di empat provinsi pelaksana penelitian operasional BPaL tersebut. Kemenkes RI telah berkomitmen untuk memperluas implementasi paduan pengobatan TBC RO baru berdurasi 6 bulan secara nasional di seluruh Indonesia pada tahun 2024.

Kabar baiknya, paduan pengobatan TBC RO berdurasi 6 bulan (BPaL/M) ini telah diterapkan di Kota Malang sejak Tahun 2023 dan terus dilakukan sampai saat ini. Tentu saja pasien tidak bisa memilih pengobatan ini secara pribadi, melainkan tenaga medis rumah sakit dalam hal ini RSUD DR. Saiful Anwar Malang (RSSA) yang akan mendiagnosis lebih lanjut apakah dapat diterapkan paduan pengoabtan BPal/M terhadap pasien yang bersangkutan. Saat ini jumlah pasien TBC RO di Kota Malang yang diobati dengan paduan BPaL/M di RSSA pada tahun 2024 adalah sebanyak 32 orang.

Associate Director Yayasan KNCV Indonesia, dr. Yeremia Prawiro Mozart Runtu, MKM.

Kementrian Kesehatan dan Yayasan KNCV Indonesia (YKI) sebagai mitra Kementrian Kesehatan mengkampanyekan implementasi paduan pengobatan TBC RO berdurasi 6 bulan melalui kampanye dengan tema “Sem6uh Lebih Cepat”. Kampanye tersebut dilakukan dengan berbagai media informasi kesehatan termasuk jingle, video, poster, brosur dan lainnya yang disebarluaskan kepada masyarakat umum melalui saluran media sosial dan mitra lainnya termasuk komunitas penyintas TBC, Yayasan sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan Dinas Kesehatan, termasuk Dinas Kesehatan Kota Malang. Kegiatan kampanye ini juga dilakukan di Kota Malang pada Senin, 26 Agustus 2024 bertempat di Hotel Swiss Belinn Malang. Digawangi oleh Yayasan KNCV, kegiatan kampanye ini mendatangkan narasumber dari RSUD DR. Saiful Anwar dan mengundang berbagai elemen yang akan menggaungkan kampanye “Sem6uh Lebih Cepat” yaitu Tim Kerja TBC Kemenkes RI, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kota Malang, Yayasan PANTER Malang, Diskominfo Kota Malang, RSUD DR Saiful Anwar, Yayasan anu Yasa Sejahtera (YABHYSA) Kota Malang, dan media massa Tribun Malang. Dengan tagline “Sem6uh Lebih Cepat” diharapkan pasien TBC RO dan keluarga lebih bersemangat untuk mendapatkan pengobatan TBC lebih lanjut dan diharapkan dapat sembuh total. Serta meningkatkan awareness masyarakat umum terhadap penyakit TBC serta pengobatannya yang sudah difasilitasi oleh pemerintah sehingga mudah untuk diakses.

 

Exit mobile version