Sampai saat ini Indonesia adalah negara dengan beban tiberkulosis (TBC) yang tinggi yaitu menduduki peringkat ke-4 dalam urutan insiden TB di dunia tahun 2012, dengan estimasi 450.000 kasus baru dan 65.000 angka kematian karena TBC sepanjang tahun 2011. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai perilaku mencari pengobatan, sejumlah besar pasien TBC memilih fasilitas layanan kesehatan berupa RS, klinik atau praktik swasta. Berdasarkan Survey Nasional tahun 2010, sejumlah 64% pasien TBC didiagnosis di RS, klinik, atau praktik swasta, sedangkan 36% lainnya didiagnosis di Puskesmas. Selain itu, 45% pasien TBC menjalani pengobatan di RS, klinik atau praktik swasta, sedangkan 40% pasien TBC menjalani pengobatan di Puskesmas.
Dari 863 RS swasta di seluruh Indonesia, hanya 25% di antaranya yang terhubung dengan program nasional DOTS (JEMM Report, Subdit TB, 2011). Artinya, tidak semua temuan kasus di layanan swasta berkontribusi dalam angka notifikasi nasional serta terpantau kesesuaian penatalaksanaannya dengan standart.
Oleh karena itu, Selasa 8 Juni 2021 kemarin Dinas Kesehatan Kota Malang melakukan Pertemuan Validasi Data TBC untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid sehingga semua kasus yang ditangani di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) dapat tercatat dan terlaporkan secara berjenjang ke program pengendalian TBC. Peserta kegiatan ini adalah petugas pengelola program TBC di puskesmas, rumah sakit dan lapas (lembaga pemasyarakatan). Diharapkan dengan adanya kegiatan validasi data ini adalah data TBC di Kota Malang dapat tervalidasi dan petugas dapat memahami dan menerapkan alur pengobatan dan jenis OAT yang baru.